Penting ! Untuk diketahui dalam pemberian Pakan Alami dan Buatan untuk larva ikan agar tidak rugi

11 minute read
0

Pakan merupakan faktor yang penting untuk pertumbuhan ikan. Dalam usaha pendederan, ikan diharuskan tumbuh sampai mencapai ukuran pasar. Jumlah dan jenis pakan yang dikonsumsi ikan akan menentukkan asupan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Agar tercapai pertumbuhan ikan yang maksimal maka pemberian pakan tidak saja harus tepat waktu dan kesukaan namun juga sesuai dengan jumlah kebutuhan dan kandungan nutrisi yang sesuai untuk pertumbuhan. Oleh karena itu sebelum memberi pakan harus diperhatikan hal-hal berikut yaitu : 

1. Tentukan jenis pakan yang sesuai. 

2. Tentukan jumlah, waktu dan frekuensi pemberian pakan. 

3. Memberi pakan sesuai dengan prosedur teknis. 



Jenis – jenis pakan ikan Secara garis besar, pakan ikan dibagi dalam dua kelompok besar yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami merupakan pakan hidup yang diberikan bagi benih ikan yang meliputi tiga kelompok yaitu fitoplankton, zooplankton dan benthos. Sedangkan pakan buatan adalah pakan yang sengaja disiapkan dan dibuat yang berasal dari berbagai bahan baku sesuai dengan kebutuhan ikan. 

Baca Juga : Apa Saja yang harus di persiapkan sebelum budidaya Ikan ( Pendederan)

1. Pakan alami 

Pakan alami ikan terdiri dari organisme renik berukuran kecil (mikro) dan organisme makro yang sangat jelas bila dilihat dengan mata. Untuk melihat organisme renik dapat menggunakan alat bantu seperti mikroskop. Pakan alami untuk benih ikan mempunyai beberapa kelebihan karena ukurannya relatif kecil dan sesuai dengan bukaan mulut benih ikan, nilai nutrisinya tinggi, mudah dibudidayakan gerakannya dapat merangsang ikan untuk memangsanya, dapat berkembang biak dengan cepat sehingga ketersediaannya dapat terjamin dan biaya pembudidayaannya relatif murah. Jika dalam awal hidupnya benih ikan dapat menemukan pakan yang mempunyai ukuran sesuai dengan bukaan mulutnya maka benih ikan tersebut diperkirakan dapat meneruskan hidupnya. Namun, jika dalam waktu singkat benih ikan tidak dapat menemukan pakan yang sesuai dengan bukaan mulutnya maka benih ikan itu akan menjadi lemah dan selanjutnya mati. Selain beberapa kelebihan tersebut, pakan alami juga tidak mencemari media pemeliharaan sehingga dapat diharapkan menekan angka mortalitas benih ikan akibat kondisi air yang kurang baik. Jenis pakan alami yang dapat dimakan benih ikan tergantung pada jenis ikan dan tingkat umurnya. Semakin besar ukuran benih ikan maka jenis pakannya juga berubah. Berikut ini beberapa jenis pakan alami yang menjadi pakan alami benih ikan. 

a. Phytoplankton 

Phytoplankton merupakan organisme yang berukuran renik, memiliki gerakan yang sangat lemah, bergerak mengikuti arah arus air dan dapat melakukan proses fotosintesis karena memiliki klorofil dalam tubuhnya. Phytoplankton merupakan produsen primer di perairan karena dapat mengolah bahan-bahan anorganik yang ada dilingkungannya menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis. Perkembangannya sangat cepat melalui pembelahan sel sehingga pertumbuhannya dapat didorong melalui pemupukan. Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik. Phytoplankton sangat baik untuk makanan burayak dan benih ikan. Jenis-jenis phytoplankton yang tumbuh dikolam dan sebagai sumber pakan benih ikan antara lain Skeletonema, Chaetoceros, Tetraselmis, Dunaliella, Isochryis, Chlorella, Nannochloropis dan Spirulina. 

b. Zooplankton 

Zooplankton merupakan hewan renik yang hidup melayang-layang didalam air. Akan tetapi, ada juga yang berukuran agak besar sehingga dapat dilihat bentuknya secara kasat mata. Beberapa jenis hewan yang merupakan zooplankton, di antaranya Infusoria, Brachionus, Artemia, Daphnia, Moina, Cyclop dan calanus.

c. Benthos 

Benthos adalah binatang yang hidup didasar perairan. Habitat organisme benthos di balik tanah dasar dan merayap di atas tanah dasar. Organisme yang hidup di balik tanah dasar adalah bangsa cacing, seperti cacing sutera atau cacing rambut (Tubifex sp) dan cacing lur (Nereis sp). Untuk mendorong berkembang-nya binatang benthos, dasar kolam perlu di pupuk dengan pupuk organik. Semua organisme benthos sangat disukai oleh hampir seluruh benih ikan 

Tabel. Kandungan Gizi Beberapa Jenis Pakan Alami 


Baca Juga : Cara Cepat Budidaya Ikan Lele yang baik bagi Pemula Agar tidak rugi

2. Pakan buatan 

Pakan buatan (artificial feed) adalah pakan yang sengaja disiapkan dan dibuat. Pakan ini terdiri dari ramuan beberapa bahan baku yang kemudian diproses lebih lanjut sehingga bentuknya berubah dari bentuk aslinya. Pakan buatan dapat digunakan, baik sebagai pakan tambahan (supplementary feed) maupun sebagai pakan pelengkap (complete feed). Pakan tambahan adalah pakan yang dalam kontribusinya hanya menghasilkan penambahan berat kurang dari 50%. Pakan tambahan biasanya digunakan untuk melengkapi kebutuhan ikan peliharaan selain pakan alami dan kandungan nutrisinya tidak lengkap.

Pakan tambahan adalah pakan yang kandungan gizinya tidak lengkap atau mengandung unsur dominan tertentu saja. Oleh karena itu, pemberian pakan kepada ikan bersifat tambahan. Sebagai contoh, dedak banyak karbohidrat diberikan kepada ikan untuk menutupi kebutuhan karbohidrat yang dipelihara dalam kolam yang dipupuk sehingga banyak mengandung zooplankton. Sedangkan pakan komplit adalah pakan pabrik yang mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap dan kontribusinya sangat tinggi untuk meningkatkan produksi. Biasanya merupakan pakan buatan yaitu pakan yang dibuat dari berbagai bahan makanan yang diramu menggunakan formula sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi ikan secara lengkap. 

Kandungan air pakan buatan umumnya kurang lebih 15% sehingga dapat disimpan di ruangan kering dalam waktu relatif lama. Jenis-jenis pakan benih berdasarkan bentuk pakan buatan juga sangat beragam, baik dalam bentuk kering maupun lembab. Pakan kering dalam bentuk pelet, remah (crumble), butiran (granular), tepung (meal/mash), dan lembaran (flake). Pakan lembab dapat berbentuk bola (ball), dan roti kukus (cake). Untuk pakan basah umumnya berbentuk bubur atau pasta. Pelet dapat dibuat dalam beragam bentuk, seperti batang, bulat atau gilik. Ukuran panjang dan diameternya disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan diberi makan. Kandungan gizi pakan buatan dapat disusun formulasinya supaya kandungan gizinya lebih lengkap dibandingkan dengan pakan alami. 

Gizi utama yang harus terkandung dalam ramuan pakan buatan adalah protein, lemak dan karbohidrat. Selain itu, dalam menyusun ramuan pakan juga diperhatikan nilai ubahnya (konversinya). Apabila makanan tersebut hanya dimaksudkan sebagai makanantambahan maka kandungan gizinya dapat lebih rendah dibandingkan jika akan digunakan sebagai makanan pokok. 

Tabel. Bentuk Pakan Buatan Untuk Ikan 



Pakan yang diberikan untuk pendederan harus sesuai dengan bukaan mulut ikan, ukuran ikan dan jenis ikannya. Ikan air tawar dapat diberikan berbagai macam pakan seperti yang telah diuraikan pada kajian sebelumnya dan untuk memperoleh efisiensi dalam proses pemberian pakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberi pakan benih ikan antara lain adalah jumlah pakan, frekuensi dan waktu pemberian pakan serta prosedur teknis dalam memberikan pakan tersebut. 

 Pakan merupakan faktor yang penting dalam usaha membesarkan ikan. Dalam usaha membesarkan, benih ikan diharuskan tumbuh hingga mencapai ukuran pasar. Untuk itu, benih ikan harus makan, tidak sekedar untuk mempertahankan kondisi tubuh, tetapi juga untuk menumbuhkan jaringan otot atau daging. Jumlah dan jenis pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan akan menentukan asupan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan daging. 

Pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan bisa menggambarkan nafsu makan ikan dan ini dipengaruhi oleh kualitas air (terutama suhu dan oksigen terlarut) media pemeliharaan benih ikan. Pemberian pakan harus dihitung jumlahnya agar tidak berlebihan atau kekurangan. Jika berlebihan maka pakan tidak akan dimakan sehingga akan terjadi pembusukan yang menghasilkan amonia, sehingga dapat meracuni ikan. Ikan yang kekurangan pakan akan terlihat kurus tetapi memiliki kepala yang besar. 

Baca Juga : Rahasia kombinasi umpan galatama lele yang ampuh

a. Frekuensi dan waktu pemberian pakan 

Frekuensi pemberian pakan adalah berapa kali pakan yang diberikan pada benih ikan dalam sehari. Frekuensi ini terkait dengan waktu pemberian pakan. Umumnya semakin besar ukuran ikan maka frekuensi pemberian pakannya semakin jarang atau kurang. Ikan kecil sebaliknya diberi pakan lebih sering dibandingkan ikan besar. Frekuensi pemberian pakan benih ikan berkaitan dengan laju evakuasi pakan di dalam lambung dan ini tergantung pada ukuran dan jenis ikan yang dibudidayakan, serta suhu air. Waktu pemberian pakan ditetapkan dengan memperhatikan nafsu makan ikan. Pada pendederan ikan air tawar pakan diberikan 2 - 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore hari. Pada pemeliharaan benih ikan di jaring terapung, nafsu makan benih ikan mas tinggi dengan kandungan oksigen terlarut tinggi dan suhu air hangat. Pada saat itu, porsi pakan yang diberikan relatif banyak. Namun demikian, sering kali waktu pemberian pakan disesuaikan dengan kepraktisan operasional usaha sehingga waktu makan umumnya ditetapkan siang hari. Selain ukuran dan biomasa ikan, jenis ikan yang dipeliharan juga menentukan frekuensi dan waktu pemberian pakan.

 Tabel. Frekuensi, Waktu dan Proporsi Pemberian Pakan Ukuran ikan 


b. Cara pemberian pakan 

Untuk benih ikan yang masih kecil, pakan diberikan dengan menyebarkannya secara merata di seluruh permukaan air. Pakan dalam bentuk tepung dan remah dapat diberikan dengan cara ditaburkan menggunakan tangan. Penaburan pakan dengan tangan harus memperhatikan arah angin. Pelet untuk ikan-ikan besar diberikan dengan keadaan yang tetap, baik tempat maupun waktunya. 

Dengan waktu dan tempat yang tetap itu maka benih ikan akan terbiasa untuk menunggu pakan di tempat tersebut pada waktu-waktu tertentu. Dengan demikian akan memperkecil jumlah pakan yang tercecer. Pakan diberikan secara sedikit demi sedikit sesuai dengan kebiasaan ikan dalam mencaplok dan menelan habis pakannya. Apabila kira-kira 30 % dari jumlah ikan yang ada sudah tidak mau lagi menyambar pakan yang dilemparkan maka pemberiannya segera dihentikan. Dalam budidaya ikan yang intensif, pemberian pakan jangan sampai berlebih dan juga berkurang. 

Pemberian pakan yang berlebih akan mengakibatkan : air wadah tercemar, dasar kolam cepat kotor, pemborosan. Dan juga jika pemberian pakan yang kurang akan berakibat : pertumbuhan ikan bervariasi, pertumbuhan terhambat, daya tahan tubuh menurun, terjadi kanibalisme. Pakan diberikan kepada ikan sesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk pertumbuhan. Kebutuhan pakan harian dinyatakan sebagai tingkat pemberian pakan per hari yang ditentukan berdasarkan persentase dari bobot ikan. Tingkat pemberian pakan ditentukan oleh ukuran ikan. Semakin besar ukuran ikan maka pemberian makannya semakin kecil, tetapi jumlah pakan hariannya semakin besar. Secara berkala, jumlah pakan harian ikan disesuaikan dengan pertambahan bobot ikan dan perubahan populasi. Informasi bobot rata-rata dan populasi ikan diperoleh dari kegiatan pemantauan ikan dengan cara sampling. Penyesuaian pakan dilakukan setelah diadakan sampling. 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan : 

• Pakan diberikan pada jam yang sama setiap hari 

• Pemberian pakan dilakukan pada saat suhu air hangat 

• Pakan disebarkan sedikit demi sedikit untuk menarik minat ikan, 

setelah itu dapat disebarkan lebih banyak. 

• Pemberian pakan dilakukan dengan tenang sehingga ikan tidak stres. 

• Mengamati tingkah laku dan nafsu makan ikan sambil memberikan 

pakan 

Tabel. Jadwal Pemberian Pakan Untuk Berbagai Jenis Ukuran Pakan 



c. Pengaruh lingkungan 

Tingkat konsumsi pakan dari seekor ikan tidak hanya dipengaruhi praktek pemberian pakan saja. Akan tetapi tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh factor-faktor lingkungan, diantaranya suhu dan oksigen terlarut. 

1). Suhu 

 Keadaan suhu air sangat berpengaruh terhadap pemberian pakan. Hal ini ada hubungannya dengan nafsu makan benih ikan yang bersangkutan. Semakin tinggi suhunya maka laju metabolisme ikan akan bertambah. Bertambahnya laju metabolisme mengakibatkan naiknya tingkat konsumsi pakan karena nafsu makan ikan juga meningkat. Akan tetapi jika suhu lingkungan terlalu tinggi sehingga tidak dapat ditolerir oleh benih ikan maka tingkat konsumsi pakan ikan juga menurun. Suhu air terlalu rendah atau terlalu tinggi mengakibatkan nafsu makan benih ikan akan terganggu sehingga pakan yang diberikan banyak yang tidak termakan. 

2). Oksigen terlarut 

Selain suhu, oksigen terlarut juga berpengaruh terhadap pemberian pakan benih ikan. Apabila kadar oksigen kurang dari 6 mg/liter (6 ppm) maka nafsu makan ikan dapat hilang. Turunnya kadar oksigen dalam air dapat disebabkan oleh berbagai macam hal antara lain adanya proses pembusukan, air tidak mengalir, benih ikan dalam kolam terlalu padat dan kenaikan suhu. Proses pembusukan yang menghebat karena banyak tertimbunnya sisa￾sisa bahan organic dapat menghabiskan persediaan oksigen. 

Berbagai macam usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penurunan kadar oksigen antara lain adalah : 

• Memasukan air baru dan membuang air yang lama 

• Mempertahankan kedalaman air 

• Mencegah terjadinya pengotoran 

• Memasukan udara segar melalui aerasi 

Kebutuhan pakan yang akan disiapkan dalam proses pemberian pakan pada larva/benih ikan dapat dihitung dengan memperhatikan tentang Feeding Rate dan Feeding Convertion Rate. 

a. Feeding Rate 

Pakan diberikan kepada benih ikan sesuai dengan kebutuhan dan dapat memberikan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang paling tinggi. Kebutuhan pakan harian dinyatakan sebagai tingkat pemberian pakan (feeding rate) per hari yang ditentukan berdasarkan persentase dari bobot ikan. Tingkat pemberian pakan ditentukan oleh ukuran ikan. Semakin besar ukuran ikan maka feeding rate-nya semakin kecil, tetapi jumlah pakan perharinya semakin besar. Secara berkala, jumlah pakan harian ikan disesuaikan (adjusment) dengan pertambahan bobot ikan dan perubahan populasi. Informasi bobot rata-rata dan populasi ikan diperoleh dari kegiatan pemantauan ikan dengan cara sampling. Untuk menghitung kebutuhan pakan harian ikan dapat menggunakan rumus sebagai berikut : 

Jumlah pakan harian (kg) = FR x BM 

FR = feeding rate (%) 

BM = bobot biomasa (kg) 

Contoh : 

FR = 5%, BM = 20 kg, pakan yang diberikan perhari adalah 5% x 20 kg = 1 kg per hari. 


Feeding rate yang digunakan ditentukan oleh ukuran ikan yaitu 3 – 10 %. Jumlah pakan yang dibutuhkan dalam pemeliharaan benih ikan harus dihitung berdasarkan dosis (feeding rate) pemberian pakannya. Pemberian pakan yang kurang dalam periode pemeliharaan benih akan mengakibatkan pertumbuhan benih ikan terganggu seperti ikan mudah sakit dan tubuh yang kuntet/kerdil. Jumlah pakan yang diberikan juga harus ditimbang sesuai kebutuhan ikan. Kebutuhan pakan ikan tiap per periode sampling akan berbeda dan akan mengalami peningkatan kebutuhan pakan per harinya. 

Tabel. Tahap Penentuan Jumlah Pakan Harian Pada Setiap Bulan Setelah Sampling Pada Pembesaran Ikan Mas. 



b. FCR (Feed Conversion Ratio) 

Dari jumlah makanan yang dimakan oleh ikan, kurang lebih hanya 10% saja yang dapat digunakan untuk pertumbuhan atau penambahan bobot badan. Selebihnya makanan tersebut digunakan untuk pemeliharaan tubuh atau memang tidak dapat dicerna. Jumlah bobot makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan atau penambahan bobot badan itu disebut nilai ubah makanan atau konversi makanan. Suatu ukuran yang menyatakan rasio jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan adalah feed conversion ratio.

Apabila untuk menambah bobot 1 kg daging ikan dibutuhkan 6 kg pakan, berarti faktor konversi pakannya adalah 6. Tergantung dari jenis pakannya, faktor konversi pakan pada ikan berkisar antara 1,5 –  Secara umum, suatu jenis pakan dikatakan cukup efisien jika faktor konversinya sekitar 1,7. Faktor konversi bahan pakan nabati lebih besar daripada pakan hewani. Demikian pula makanan basah, mempunyai faktor konversi yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan kering. 

FCR sering kali dijadikan indikator kinerja teknis dalam mengevaluasi suatu usaha budidaya ikan. Faktor yang digunakan dalam perhitungan FCR bukan penambahan berat daging ikannya, melainkan bobot panennya yang merupakan bobot hidup atau bobot basah ikan pada waktu panen.

 FCR = jumlah kg pakan / jumlah kg ikan yang dihasilkan 

Misalnya, sebuah kolam dapat dipanen ikan sebanyak 1250 kg. Untuk ikan sebanyak itu telah digunakan pakan sebanyak 2000 kg selama masa pemeliharaan maka nilai FCR dari pakan yang diberikan adalah 2000 kg / 1250 kg = 1,6

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)