8 Jenis Ikan Lele yang cocok untuk Budidaya, karakter dan ciri-ciri lengkap dengan gambarnya

10 minute read
0

 


Di Indonesia siapa yang tak kenal ikan lele? Ikan ini hidup di air tawar dan sudah lazim dijumpai di seluruh penjuru nusantara. Ikan ini banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak jika digoreng atau dibakar. Oleh karena kelezatannya, ikan ini banyak dibudidayakan. Bisa dibilang budidaya ikan lele merupakan salah satu bisnis yang cukup menjanjikan mengingat tingginya minat masyarakat mengonsumsi ikan lele.


Jika kamu berencana mencoba peruntungan dalam bisnis budidaya ikan lele, hal dasar yang perlu kamu tahu adalah jenis ikan lele apa yang hendak kamu pilih untuk dibudidayakan. Belum banyak orang tahu kalau ikan lele memiliki banyak jenisnya terutama yang dibudidayakan masyarakat Indonesia.


Cara Memilih Jenis Ikan Lele yang Cocok untuk Dibudidayakan

Setelah membaca karakteristik, kekurangan, dan kelebihan beberapa jenis lele di atas, saatnya Bapak/Ibu menentukan jenis lele yang cocok untuk dibudidayakan. Tidak hanya dilihat dari kecepatan pertumbuhan saja, kecocokan juga harus dilihat dari lokasi kolam, kondisi udara, kondisi air, serta metode budidaya yang dibutuhkan oleh masing-masing jenis lele. Semuanya tinggal disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi Bapak/Ibu.


BACA JUGA:

Rahasia Racikan Umpan Galatama Lele Induk Ampuh dan Jitu dengan Bahan Mudah dan murah

Jika Bapak/Ibu memiliki kolam yang airnya mengandung sedikit oksigen, Bapak/Ibu cocok untuk memelihara lele phyton. Lele phyton mempunyai alat pernafasan tambahan di depan insangnya, sehingga Bapak/Ibu tidak perlu menambah kincir di atas kolam untuk memberikan oksigen tambahan. Tetapi perlu diingat bahwa lele phyton tidak bisa hidup di atas ketinggian 700 m dpl ya, Bapak/Ibu.


Lalu, jika Bapak/Ibu menginginkan lele yang pertumbuhannya sangat cepat dan memiliki ketahanan yang tinggi terhadap penyakit, Bapak/Ibu bisa memilih lele mutiara. Lele mutiara bisa tumbuh hingga 10-40% lebih cepat dari jenis lele lainnya dalam rentang waktu 40-80 hari. Walaupun pertumbuhannya cepat, lele mutiara bukanlah lele yang memiliki daging yang paling gurih di antara lele lainnya.


Lele dengan daging yang paling gurih dan rendah lemak adalah lele lokal. Meskipun begitu, lele lokal tumbuh dengan sangat lambat. Untuk mencapai ukuran yang sama, lele dumbo hanya membutuhkan 2-3 bulan sedangkan lele lokal membutuhkan waktu 1 tahun. Hal yang Bapak/Ibu juga perlu pikirkan ketika hendak memelihara lele lokal adalah patilnya. Patil yang dimiliki lele lokal bisa mematikan hewan lain dan menyebabkan bengkak dan demam pada manusia.


Bagaimana, Bapak/Ibu? Apakah Bapak/Ibu sudah menentukan jenis lele apa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan budidaya Bapak/Ibu? Atau, Bapak/Ibu ingin baca informasi terkait jenis-jenis ikan lele lebih lanjut? Bisa!


Informasi lebih lanjut terkait jenis-jenis ikan lele bisa langsung Bapak/Ibu baca . Selain informasi tentang jenis-jenis ikan lele, di  baca juga tersedia berbagai fasilitas dan layanan lengkap lainnya.



 8 Jenis ikan lele untuk budidaya penting diketahui Karakter dan lengkap ciri-cirinya


1. Lele Mutiara



BACA JUGA:

Umpan Ikan Mas Jitu dan Auto dapat banyak dan Umpan buatan yang Dilarang

Lele Mutu Tinggi Tiada Tara atau lebih dikenal dengan Lele Mutiara ini merupakan hasil dari persilangan lele Mesir, Phyton, Sangkuriang, dan Dumbo. Bukan tanpa alasan, ikan ini dinamai mutiara karena mempunyai laju pertumbuhan yang 10-40% lebih cepat dibandingkan dengan jenis lele yang lainnya. Selain itu, lele mutiara mempunyai masa pertumbuhan yang cepat di kisaran 40-80 hari, tergantung pada padat tebar benih di kolam.


Lele mutiara merupakan salah satu ikan yang memiliki angka ketahanan hidup yang tinggi. Jika Bapak/Ibu melakukan proses pembibitan sendiri, angka panen bibit yang akan Bapak/Ibu peroleh dari indukan lele mutiara bisa mencapai 90%.


Untuk proses pembesaran di tahap panen yang pertama, ikan dengan ukuran layak konsumsi bisa mencapai 80%. Hal ini dikarenakan ikan yang bisa hidup di suhu 15-35°C ini mempunyai daya tahan sekitar 70% terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila meski tanpa antibiotik.


Ikan jenis ini cenderung memiliki angka FCR (Feed Conversion Ratio) yang relatif rendah, yaitu di angka 0,8-1,0. Angka FCR yang rendah berarti pakan yang diberikan sudah efektif untuk pertumbuhan ikan, sehingga produktivitasnya relatif tinggi. Angka produktivitas yang dimiliki lele mutiara pada tahap pembesaran 20-70% lebih tinggi daripada benih-benih lele lainnya.


Resep Lele untuk Anak yang Lezat, Bikin Anak Makin Lahap

Jenis ikan lele untuk budidaya yang pertama adalah lele Mutiara. Lele Mutiara merupakan hasil biakan para peneliti di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Jenis lele ini adalah hasil persilangan dari varietas lele Mesir, Paiton, Sangkuriang dan Dumbo yang diseleksi selama tiga generasi pada karakter pertumbuhan.


2. Lele Mandalika



Nama Mandalika semakin melejit saat dibuat sirkuit Moto GP pertama di Indonesia.


Tidak hanya itu, nama daerah ini juga diabadikan menjadi nama ikan lele. Sesuai namanya, Ikan lele mandalika berasal dari Nusa Tenggara Barat, tepatnya dikembangkan oleh Instalasi Balai Benih Ikan Batu Kumbung, di bawah naungan Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar, Provinsi NTB.


Ikan lele mandalika merupakan hasil persilangan antara betina sangkuriang dan jantan masamo.


Ikan ini diklaim mempunyai beberapa kelebihan seperti berikut :


survival ratenya lebih dari 90%

Di NTB, diklaim lebih menguntungkan daripada sangkuriang

Bisa dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi

Pertumbuhan lele mandalika 22% lebih baik daripada ikan lele lain

Lebih subur daripada jenis lainnnya

Food COnversion Rationya 0,6-0,7%

Lele mandalika dikenalkan ke Publik melalui Keputusan Menteri Perikanan nomor 42 tahun 2014.

Jenis ikan lele untuk budidaya berikutnya adalah lele Mandalika dari hasil persilangan ikan lele Sangkuriang betina dengan lele Masamo jantan. Jenis lele ini merupakan hasil hibridisasi yang dilakukan oleh Instalasi Balai Benih Ikan Batu Kumbung, Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tengara Barat. Di NTB, jenis lele ini diklaim lebih menguntungkan daripada sangkuriang.


3. Lele Masamo



Lele Masamo pertama diperkenalkan oleh pabrik pakan ikan PT. Matahari Sakti di Mojokerto, Jawa Timur. Lele Masamo merupakan hasil pengumpulan sifat berbagai plasna nutfah lele dari berbagai negara. Ciri jenis lele ini adalah tubuh yang lonjong, patil lebih panjang, dan berwarna kehitaman. Lele ini juga memiliki tonjolan di tengkuk kepala serta bentuk kepala yang lebih runcing. Ciri khas lainnya, ketika Lele Masamo stres akan muncul warna keputihan atau keabu-abuan.


Ikan lele ini pertama kali di bawa PT matahari Sakti ke Jawa Timur sekitar tahun 2010. Tidak perlu waktu lama, tahun 2013, menurut kontan : sudah banyak pengusaha yang sukses dengan lele masamo


Kelebihan ikan lele masamo adalah :


Cepat besar, bisa panen umur 1,5 bulan – 2,5 bulan, tergantung pakan yang diberikan. Ikan lele lainnya biasanya berumur 3 bulan baru panen


Ciri ciri ikan lele masamo :


Badan lebih panjang daripada lele sangkuriang

warna kehitaman

bentuknya seperti sepatu pantofel jadul

Kepala lebih runcing dan ada tonjolan di tengkuk

Masamo dewasa mempunyai bintik bintik sekujur tubuhnya

Benih masamo susah dibedakan dengan benih lainnya.

Kekurangan lele masamo :


Ikan lele ini tergolong agresif dan nafsu makannya tinggi. Peternak harus ulet. Jika telat memberi makan maka sifat kanibal masamo akan muncul dan memakan temannya.


Meski sifat kanibal masamo semakin berkurang, anda tetap harus berhati hati saat memberi pakan, Jangan sampai telat. ada banyak alternatif pakan lele yang bisa dibuat


4. Lele Lokal



BACA JUGA:

26 Racikan Umpan Ikan Tawes yang susah Makan

Jauh sebelum lele dumbo masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia telah lama mengenal lele lokal sebagai ikan konsumsi. Lele lokal memiliki ukuran tubuh lebih kecil dari lele dumbo, warna lebih hitam kehijauan, dan memiliki patil yang beracun di kedua pangkal sirip dadanya. Apabila menyengat, patil yang mengandung racun tersebut bisa membunuh hewan serta menyebabkan demam dan bengkak pada manusia. Selain itu, patil lele lokal juga bisa digunakan untuk berjalan di darat, sehingga lele lokal dikenal dengan nama Walking Catfish.


Di Indonesia, ada 3 jenis lele lokal, yaitu lele hitam, lele putih, dan lele merah. Di antara ketiganya, hanya lele hitam yang layak untuk dikonsumsi, sedangkan lele putih dan merah dibudidayakan sebagai ikan hias.


Penyebaran lele lokal dimulai di wilayah Asia Selatan sampai ke Indonesia bagian Barat. Lele yang hidup di sungai dan rawa-rawa ini sudah mulai ditinggalkan masyarakat sejak lele dumbo masuk ke Indonesia. Penyebabnya adalah lele dumbo memiliki pertumbuhan lebih cepat, dan ukuran rata-rata yang lebih besar.


Lele lokal, lele kampung, atau lele Jawa termasuk jenis lele yang cukup banyak dibudidayakan. Lele ini memiliki nama ilmiah Clarias batrachus. Lele lokal menyebar luas mulai dari anak-benua India, Asia Tenggara, Indonesia, dan Filipina. Jenis lele ini sering disebut walking catfish karena kemampuannya berjalan di daratan ketika mencari tempat yang lebih banyak airnya. Jenis lele lokal kini ditemukan terbatas di wilayah aliran-aliran sungai di Jawa.


5. Lele Dumbo



Berikutnya, ada lele Dumbo yang berukuran lebih besar dibanding lele lokal. Lele ini juga disebut dengan lele Afrika. Lele dumbo bernama latin Clarias gariepinus. Istilah dumbo diberikan karena ukurannya yang jauh lebih besar dari rata-rata jenis lele di Asia Tenggara. Lele ini memiliki tubuh licin berwarna hitam kehijauan. Patilnya tidak tajam sehingga banyak disukai konsumen.


Ikan lele dumbo merupakan persilangan dari lele Taiwan dan lele Afrika yang pertama kali dikembangkan di Indonesia pada tahun 1985. Pada saat itu, pemerintah sangat mengandalkan komoditas lele dumbo untuk memperbaiki tingkat budidaya ikan lele di Indonesia agar lebih menguntungkan.


Dibanding lele lokal, ikan lele dumbo dikenal lebih cepat besar. Lele dumbo hanya membutuhkan 2-3 bulan saja untuk menyamai ukuran lele lokal yang dibesarkan selama 1 tahun.


Lele dumbo memiliki warna hitam agak kehijauan, tetapi jika stres akan muncul bercak hitam atau putih di tubuhnya. Saat stresnya hilang, warna kulitnya akan kembali ke semula. Tidak seperti lele lokal, patil ikan lele dumbo tidak mengandung racun sehingga tidak membahayakan manusia.


Ikan yang juga kebal akan penyakit ini akan sangat aman jika dibudidayakan di kolam tanah. Tidak seperti lele lainnya, jika dibudidayakan di kolam tanah, lele dumbo tidak akan membuat lubang di tanah dasar kolam. Jadi, Bapak/Ibu tidak perlu repot-repot mencari lele di lubang ketika musim panen sudah tiba


6. Lele Phyton



BACA JUGA:

Rahasia Racikan Umpan Galatama Lele Induk Ampuh dan Jitu dengan Bahan Mudah dan murah

Sandiaga Latih Warga Jaktim Berwirausaha Lewat Program Juragan Lele Lalap

Lele Phyton atau lele paiton merupakan hasil perkawinan antara induk betina lele dari Thailand F2 dengan induk jantan lele dumbo F6. Lele ini dikembangkan oleh pembudidaya lele di Kabupaten Pandeglang, Banten. Ciri khas jenis lele ini adalah kepalanya yang menyerupai ular piton. Lele phyton memiliki ukuran mulut relatif kecil dan kepala pipih memanjang dengan warna yang cerah.


Ikan lele phyton adalah hasil persilangan dari lele dumbo lokal dan lele Thailand. Lele phyton mempunyai kulit berlendir yang mengandung pigmen hitam. Dengan mulutnya yang lebar, lele phyton bisa memakan ikan lain maupun bangkai yang ada di kolam budidaya. Lele phyton mempunyai 8 kumis di sekitar mulut, sirip tunggal di punggung, ekor, & dubur, serta sirip yang berpasangan di area dada & perut.


Lele phyton dapat hidup di sungai dengan arus tenang, kolam, danau, atau rawa. Lele phyton dapat hidup di perairan dengan kadar oksigen rendah karena mempunyai organ pernafasan tambahan di depan insangnya. Organ pernafasan tambahan ini memudahkan lele phyton untuk memperoleh oksigen langsung dari udara. Selama daerah tersebut mempunyai tinggi di bawah 700 m dpl, lele phyton dapat hidup dan tumbuh dengan baik. Jika Bapak/Ibu ingin membudidayakan lele phyton di kolam tanah, sebaiknya gunakan tanah yang berjenis tanah liat/lempung, tidak berporos, berlumpur, dan subur.


7. Lele Sangkuriang



Selanjutnya ada lele Sangkuriang hasil persilangan yang dikembangkan oleh Balai Besar Budidaya Ikan Air Tawar (BBBAT) Sukabumi. Lele ini merupakan hasil perkawinan ele dumbo betina F2 (induk betina generasi kedua) dengan lele dumbo jantan F6 (induk jantan generasi ke enam) yang menghasilkan lele dumbo jantan F2-6.


Selanjutnya lele dumbo jantan F2-6 dikawainkan kembali dengan lele dumbo betina F2 sehingga menghasilkan ikan lele sangkuriang. Jenis lele ini memiliki ciri warna punggung hitam kehijaun dan bagian perutnya bewarnba putih kekuningan.


Lele sangkuriang merupakan lele yang berasal dari indukan lele dumbo yang asli, lele dumbo betina generasi kedua (F2) dan lele dumbo jantan generasi keenam (F6). Lele ini dinamakan Sangkuriang karena merupakan hasil penelitian dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar yang terletak di Bogor, Jawa Barat pada tahun 2004. Lele sangkuriang tercipta karena banyaknya keluhan Pembudidaya akan kualitas lele dumbo yang semakin hari semakin menurun.


Lele sangkuriang terbukti memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan lele dumbo. Lele jenis ini dapat menghasilkan sekitar 40.000-60.000 butir telur ketika masa bertelur tiba. Lele yang terkenal lebih tahan penyakit dibanding lele dumbo dan lele lokal ini juga dapat hidup pada kolam dengan air yang sedikit. Selain itu, lele sangkuriang memiliki kualitas dan rasa daging yang lebih lezat dan lebih gurih dibanding dengan lele lainnya.


8. Ikan Lele Limbat

Ikan ini cukup populer di Asia tenggara. Menurut Wikipedia, limbat banyak ditemukan di rawa rawa, sumur tua, dan hutan hutan berair.




lele limbat


Ciri utama limbat adalah adanya bintik bintik pada tubuhnya yang membentuk garis kuning.


Meski bisa hidup di alam liar, lele jenis ini tidak banyak dibudidayakan. Buktinya kita jarang menemukannya di warung pecel lele. Iya kan?


Di Medan ikan ini diubah menjadi makanan khas, yakni ikan sale, sehingga banyak yang mencari dan harganya cukup tinggi. Jika anda di Medan, tidak ada salahnya mencoba budidaya lele ini.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)