Budidaya ikan yang menjanjikan dan metodenya yang terbukti sukses

3 minute read
0

 

Budidaya ikan adalah salah satu bentuk budidaya perairan yang khusus membudidayakan ikan di tangki atau ruanga tertutup, biasanya untuk menghasilkan bahan pangan, ikan hias, danrekreasi (pemancingan)



Ikan yang paling banyak dibudidayakan adalah ikan mas, salmon, lele dan tilapia (sejenis ikan nila).

Terdapat permintaan yang tingggi untuk ikan di duniasehingga menyebabkan overfhising disektor perikanan tangkap. Budidaya ikan menyediakan sumber alternative penyediaan ikan. Namun, budidaya ikan karnivora seperti salmon tidak selalu mengurangi usaha perikanan tangkap karena nutrisi yang dibutuhkan ikan salmon spesifik dengan seringkali sulit dibudidayakan, seperti ikan kecil yang mengandung minyak ikan yang menjadi mangsa utamaikan salmon dialam liar.

Namun ilmuwan kini telah mengembangbiakan pakan laternatif berbasis tumbuhan untuk budidaya ikan karnivora.

Akuaponik



Akuaponik adalah system pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat  simbiotik. Dalam akuakultur yang normal, ekresi dari hewan yang dipelihara akan terakumulasi diair dan meningkatkan toksisitas air jika tidak dibuang. Dalam akuaponik, ekresi hewan diberikan kepada tanaman agar dipecah menjadi nitrat dan nitrit memalui proses alami, dan dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi, air kemudian bersirkulasi kembali ke system akuakultur.

Karena system hidroponik dan akuakultur sangat beragam bentuknya maka system akuaponik pun menjadi sangat beragam dalam hal ukuran, kerumitan, tipe makhluk hidup yang tumbuh, dan sebagainya.

Kandang



Kandang ikan adlah kandang yang ditempatkan di danau, kolam, sungai atau lautuntuk melindungi ikan hingga ikan siap di panen. Kandang dapat didesain dari berbagai jenis bahan. Ikan yang dipelihara di dalam kandang dapat diberi pakan maupun di berikan memakan pakan yang dating dari lingkungan sekitarnya. Tipe pemeliharaan dengan kandang memiliki keuntungan yaitu dapat dipelihara sesuai dengan habitat ikan tersebut ( air tawar, payau, atau laut) sehingga species ikan yang dipelihara sangat beragam. Kandang ikan juga dapat dipelihara bersamaan denganpemanfaatan air lainya seperti rekreasi dan irigasi. Kekurangan system kandang adalah resiko lepasnya ikan ke lingkungan. Jika spesies yang dipelihara bukan spesies endemic, dapat menjadi spesies invasive. Pencemaran air setempat dapat menjadi resiko bagi ikan yang dipelihara dan begitu juga sebaliknya, pemeliharaan ikan dapat menyebabkan pencemaran local, terutama dari sisa pakan dan obat-obatan. Penyakit dan hama dapat berpindah lebih mudah dari lingkungan ke kandang dan sebaliknya.      

Budidaya ikan komposit    



Budidaya kan secara komposit adlah teknologi yang dikembangkan di India pada tahun 1970 an dengan mendayagunakan ikan local dan ikan non-lokal yang di kombinasikan. Ikan-ikan tersebut dipilih karena memiliki jenis makanan dan cara makan yang berbeda beda. Pada percobaan india, ikan yang digunakan adalah Cirruhinus Cirrhosus dan ikan mas sebagai konsumen dasar kolam, ikan Labeo rohita yang memakan diantara permukaan dan dasar kolam, ikan Catla catla dan Hypophthalmichthys molitrik  sebagai konsumen permukaan. Ikan yang mampu memakan peses dari ikan lain juga dapat dipelihara sehingga meningkatkan efisiensi pakan. Metode ini mampu memproduksi hingga 6000 kg ikan per hektar per tahun.

Permasalahan pada budidaya ikan pada dasarnya sama seperti permasalahan pada budi daya perairan. Yang paling menonjol adalah efisiensi pada budidaya ikan karnivora, seperti budidaya salmon, yang membutukan lebih banyak nutrisi dari yang dihasilkan. Namun kebutuhan pasar pada ikan salmon masih sangat tinggi sehingga membutukan pembudidaya yang lebih banyak lagi. Para pembudidaya sudah mampu mensubsidi protein menggunakan sumber dari tumbuhan, namun kebutuhan lemak, terutama omega3, masih sulit untuk dipenuhi dari sumber tumbuhan sehingga masih membutuhkan suplai dari hewani.

Permasalahan berikutnya adalah kepadatan ikan yang dipelihara jauh melebihi kepadatan habitat alaminya, sehingga mencapai 6 ekor/ekor persegi. Kepadatan yang tinggi dapat menyebabkan luka pada ikan karena tingginya kontak dan gesekan antar ikan dan dengan komponen kandang. Konsentrasi ammonia dari urin dan pesesikan yang tinggi juga dapat berdampak pada kesehatan ikan.

Meski demikian, beberapa jenis ikan juga cenderung membentuk populasi dengan kepadatan tinggi di alam liar (fish school) seperti ikan herring, untuk memudakan mencari mangsa danmenghidari predator. Para pembudidaya mencoba mengoprasika system pemeliharaan yang sesuai supaya tidak mengurangi rasio konversi pakan (kg pakan kering/kg hasil daging ikan). Pengukuran tingkat kesejahteraan hewan menjadi salah satu metode ilmiah dalam menentukan kesuksesan budi daya ikan.

Pembudidaya dengan kepadatan tinggi dapat menyebabkan kerusakan habitat sekitar penglihatan. Tinggi peses yang diproduksi dengan campuran sisa pakandan obat-obatan dpat mencemari perairn setempat. Dekomposisi sisa pakan dan pese dapat meningkatkan populasi bakteriyang mampu menguras kandungan oksigen terlarut sehingga mampu membunuh kehidupan diperairan. Berbagaiupaya yang dilakukan pembudidaya seringkali berpindah tempat stelah tempat awal sudah tidak sehat sehingga nelayan yang mengusakan perikanan tangkap menjadi terganggu oleh kerusakan lingkungan yang diakaibatkan para pembudidaya berpindah ini.

Kekhawatiran terhadap keberadaan penyakit dan parasite ikan membuat para pembudidaya mengunakan obat-obatan dan antibiotic untuk menjaga agar tingkat kematian ikan tidak tinggi (meski tidak 100% sembuh). Dalam banyak kasus, terutama pemeliharaan di alam terbuka mengunakan system kandang, obat-obatan dan antibiotic ini mampu mengali ke lingkungan diluar area pemeliharaan sehingga mempengaruhi ekosistem sekitar. Penggunaan antibiotic juga dapat menyebabkan hama dan penyakit lebih tahan sehingga menciptakan resistansi antibiotk.

 

 

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)