Budidaya ikan adalah salah satu bentuk budidaya
perairan yang khusus membudidayakan ikan di tangki atau ruanga tertutup,
biasanya untuk menghasilkan bahan pangan, ikan hias, danrekreasi (pemancingan)
Ikan yang
paling banyak dibudidayakan adalah ikan mas, salmon, lele dan tilapia (sejenis
ikan nila).
Terdapat permintaan yang tingggi untuk ikan di
duniasehingga menyebabkan overfhising disektor
perikanan tangkap. Budidaya ikan menyediakan sumber alternative penyediaan
ikan. Namun, budidaya ikan karnivora seperti salmon tidak selalu mengurangi
usaha perikanan tangkap karena nutrisi yang dibutuhkan ikan salmon spesifik
dengan seringkali sulit dibudidayakan, seperti ikan kecil yang mengandung
minyak ikan yang menjadi mangsa utamaikan salmon dialam liar.
Namun ilmuwan kini telah mengembangbiakan pakan
laternatif berbasis tumbuhan untuk budidaya ikan karnivora.
Akuaponik
Akuaponik adalah system pertanian
berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan
yang bersifat simbiotik. Dalam akuakultur
yang normal, ekresi dari hewan yang dipelihara akan terakumulasi diair dan
meningkatkan toksisitas air jika tidak dibuang. Dalam akuaponik, ekresi hewan
diberikan kepada tanaman agar dipecah menjadi nitrat dan nitrit memalui proses
alami, dan dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi, air kemudian bersirkulasi
kembali ke system akuakultur.
Karena system hidroponik dan akuakultur sangat
beragam bentuknya maka system akuaponik pun menjadi sangat beragam dalam hal
ukuran, kerumitan, tipe makhluk hidup yang tumbuh, dan sebagainya.
Kandang
Kandang ikan adlah kandang yang ditempatkan di danau, kolam, sungai atau lautuntuk melindungi ikan hingga ikan siap di panen. Kandang dapat didesain dari berbagai jenis bahan. Ikan yang dipelihara di dalam kandang dapat diberi pakan maupun di berikan memakan pakan yang dating dari lingkungan sekitarnya. Tipe pemeliharaan dengan kandang memiliki keuntungan yaitu dapat dipelihara sesuai dengan habitat ikan tersebut ( air tawar, payau, atau laut) sehingga species ikan yang dipelihara sangat beragam. Kandang ikan juga dapat dipelihara bersamaan denganpemanfaatan air lainya seperti rekreasi dan irigasi. Kekurangan system kandang adalah resiko lepasnya ikan ke lingkungan. Jika spesies yang dipelihara bukan spesies endemic, dapat menjadi spesies invasive. Pencemaran air setempat dapat menjadi resiko bagi ikan yang dipelihara dan begitu juga sebaliknya, pemeliharaan ikan dapat menyebabkan pencemaran local, terutama dari sisa pakan dan obat-obatan. Penyakit dan hama dapat berpindah lebih mudah dari lingkungan ke kandang dan sebaliknya.
Budidaya ikan komposit
Budidaya kan secara komposit adlah teknologi
yang dikembangkan di India pada tahun 1970 an dengan mendayagunakan ikan local dan
ikan non-lokal yang di kombinasikan. Ikan-ikan tersebut dipilih karena memiliki
jenis makanan dan cara makan yang berbeda beda. Pada percobaan india, ikan yang
digunakan adalah Cirruhinus Cirrhosus
dan ikan mas sebagai konsumen dasar kolam, ikan Labeo rohita yang memakan
diantara permukaan dan dasar kolam, ikan Catla
catla dan Hypophthalmichthys molitrik
sebagai konsumen permukaan. Ikan yang
mampu memakan peses dari ikan lain juga dapat dipelihara sehingga meningkatkan
efisiensi pakan. Metode ini mampu memproduksi hingga 6000 kg ikan per hektar
per tahun.
Permasalahan pada budidaya ikan pada dasarnya
sama seperti permasalahan pada budi daya perairan. Yang paling menonjol adalah
efisiensi pada budidaya ikan karnivora, seperti budidaya salmon, yang
membutukan lebih banyak nutrisi dari yang dihasilkan. Namun kebutuhan pasar
pada ikan salmon masih sangat tinggi sehingga membutukan pembudidaya yang lebih
banyak lagi. Para pembudidaya sudah mampu mensubsidi protein menggunakan sumber
dari tumbuhan, namun kebutuhan lemak, terutama omega3, masih sulit untuk
dipenuhi dari sumber tumbuhan sehingga masih membutuhkan suplai dari hewani.
Permasalahan berikutnya adalah kepadatan ikan
yang dipelihara jauh melebihi kepadatan habitat alaminya, sehingga mencapai 6
ekor/ekor persegi. Kepadatan yang tinggi dapat menyebabkan luka pada ikan
karena tingginya kontak dan gesekan antar ikan dan dengan komponen kandang. Konsentrasi
ammonia dari urin dan pesesikan yang tinggi juga dapat berdampak pada kesehatan
ikan.
Meski demikian, beberapa jenis ikan juga
cenderung membentuk populasi dengan kepadatan tinggi di alam liar (fish school)
seperti ikan herring, untuk memudakan mencari mangsa danmenghidari predator. Para
pembudidaya mencoba mengoprasika system pemeliharaan yang sesuai supaya tidak
mengurangi rasio konversi pakan (kg pakan kering/kg hasil daging ikan). Pengukuran
tingkat kesejahteraan hewan menjadi salah satu metode ilmiah dalam menentukan
kesuksesan budi daya ikan.
Pembudidaya dengan kepadatan tinggi dapat menyebabkan
kerusakan habitat sekitar penglihatan. Tinggi peses yang diproduksi dengan
campuran sisa pakandan obat-obatan dpat mencemari perairn setempat. Dekomposisi
sisa pakan dan pese dapat meningkatkan populasi bakteriyang mampu menguras
kandungan oksigen terlarut sehingga mampu membunuh kehidupan diperairan. Berbagaiupaya
yang dilakukan pembudidaya seringkali berpindah tempat stelah tempat awal sudah
tidak sehat sehingga nelayan yang mengusakan perikanan tangkap menjadi
terganggu oleh kerusakan lingkungan yang diakaibatkan para pembudidaya
berpindah ini.
Kekhawatiran terhadap keberadaan penyakit dan parasite
ikan membuat para pembudidaya mengunakan obat-obatan dan antibiotic untuk
menjaga agar tingkat kematian ikan tidak tinggi (meski tidak 100% sembuh). Dalam
banyak kasus, terutama pemeliharaan di alam terbuka mengunakan system kandang,
obat-obatan dan antibiotic ini mampu mengali ke lingkungan diluar area
pemeliharaan sehingga mempengaruhi ekosistem sekitar. Penggunaan antibiotic juga
dapat menyebabkan hama dan penyakit lebih tahan sehingga menciptakan resistansi
antibiotk.